Hyperconverged Infrastructure membantu lebih banyak, tidak sekedar “keeping the lights on”

[vc_row][vc_column text_color=”custom” custom_text_color=”#000000″ width=”1/1″][vc_column_text]Tidak peduli lokasi atau bahasanya, menjalankan bisnis berarti pengeluaran biaya – pengeluaran modal, seperti membeli hardware baru, serta biaya operasional, seperti mempekerjakan staff tambahan. Biaya-biaya tersebut diperlukan, tapi banyak juga yang tidak terlalu diperlukan, terutama di fast-growing company. Data center yang kompleks membutuhkan banyak upgrade, maintenance, dan pembaharuan teknologi terus-menerus – sehingga membuat IT terjebak dalam banyaknya biaya maintenance dan sulit untuk fokus pada bisnis.

Istilah “keeping the lights on” berlaku di semua perusahaan, besar maupun kecil. Sejak 2013, ketika IDC menemukan 80% pengeluaran IT adalah biaya maintenance dan hanya 20% untuk pengembangan bisnis, kini bergerak maju ke arah inovasi bisnis. Namun, penelitian lebih lanjut yang dilakukan Deloitte, pergerakan ini baru permulaan dari perjalanan transformasi ke depan. Beberapa tim IT belum memulai perubahan, memikirkan, atau mencari cara untuk bergerak cepat menyeimbangi inovasi teknologi. Karena jika mereka tidak dapat beradaptasi, mereka akan kembali pada posisi “keeping the lights on”.

Gagasan bahwa IT berjuang untuk bergerak melampaui peran tradisional dan menjadi yang lebih inovatif adalah hal yang sangat umum. Tapi, seperti yang ditunjukkan oleh statistik IDC, IT lebih menjadi cost center daripada sumber inovasi dan income bagi perusahaan.

Kenapa situasi ini masih umum? Inti masalahnya adalah hampir semua yang ada di dalam data center bersifat manual dan tidak automated. Sebagian besar data center memiliki konfigurasi sendiri-sendiri dan memerlukan maintenance terpisah dengan tools masing-masing. Progress bertahap yang lambat, tidak cukup untuk secara substansial mengubah big picture bagi perusahaan. Seiring waktu, orang-orang akan terbiasa pada status quo, dan memiliki pendapat bahwa hal ini normal. Dan jatuh pada perangkap “percaya” automation dan inovasi merupakan hal yang tidak mungkin dilakukan.

Sebagai contoh, salah satu supplier otomotif ternama di Jerman, dan dulu merupakan market leader. Beberapa tahun yang lalu, beban operasional memaksa mereka untuk mengurangi karyawan IT dan 18 karyawan menjadi di bawah 10 orang. Namun, ketika perekonomian sudah pulih, bisnis kembali membutuhkan IT dengan requirement khusus. Dengan tenaga IT dan keterbatasan waktu, IT team tidak dapat merespon dengan cukup cepat. Terjebak dalam kondisi “keeping the lights on”

Bagi IT, Hyperconverged bercahaya karena Hyperconverged dapat meng-indikasi “jebakan” itu. Buat banyak perusahaan, termasuk perusahaan Jerman itu, yang berarti berinvestasi dalam solusi IT yang baru seperti Hyperconverged Infrastructure untuk menyederhanakan pekerjaan harian tim IT. Dan secara khusus, perusahaan ini menemukan:

Pembelian Hyperconverged Infrastructure terbebas dari hidden cost.
Hyperconverged Infrastructure hanya sesuai kebutuhan, solusi terintegrasi yang menyatukan banyak komponen-komponen IT, yang biasanya dibeli secara terpisah. Compute, storage, switch, backup, disaster recovery, WAN optimization, dll. Dijalankan dalam 1 perangkat. Perusahaan memiliki rencana untuk pembaharuan IT dalam beberapa tahap, tapi dengan menggunakan Hyperconverged Infrastructure akan menghemat biaya-biaya di kemudian hari.

Produktivitas Hyperconverged Infrastructure mengurangi beban operasional secara signifikan.
Banyak waktu yang dihabiskan untuk mengoperasikan environment IT tradisional: install patch dan upgrade ke beberapa komponen, menjaga backup dan disaster recovery, berhubungan dengan vendor, dan training dengan banyak product knowledge dan teknologinya. Menggunakan Hyperconverged Infrastructure, tugas-tugas operasional yang ada di data center menjadi lebih sederhana dan simple.

Tidak membutuhkan banyak karyawan IT
Tim IT menggunakan konsep “lean IT” untuk berkomunikasi ke senior management, mengenai bagaimana menggunakan teknologi untuk efisiensi tenaga kerja sehingga dapat dialokasikan kepada pekerjaan yang lebih produktif.

Analisis keuangan selalu terbuka dan mendukung pembelian Hyperconverged Infrastructure. Bukan hanya mendukung anggaran tetap untuk setiap project, environment kerja pun meningkat drastis. Kini, tim bekerja secara inovatif dan progress yang cepat. Outcome yang positif mustahiil dicapai dengan menggunakan IT konvensional.

Perusahaan Jerman tersebut hanya satu contoh dari sekian banyak perusahaan yang memanfaatkan HPE SimpliVity, dan telah terbebas dari jebakan “keeping the lights on”.[/vc_column_text][minti_spacer height=”20″][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column text_color=”custom” custom_text_color=”#000000″ width=”1/1″][minti_newdivider thickness=”3px” topmargin=”20px” bottommargin=”20px”][vc_column_text]Download e-Book
Melalui e-book ini, Anda dapat menemukan kenapa IT sekarang sudah beralih ke Composable Infrastructure.

[minti_button link=”” size=”large” target=”_self” lightbox=”false” color=”red” icon=”” class=”popmake-16609″]Download e-Book Sekarang[/minti_button][/vc_column_text][minti_newdivider thickness=”3px” topmargin=”20px” bottommargin=”20px”][/vc_column][/vc_row]